Friday, 18 January 2013

Empat Tahun

N, sayang.
Kenapa setiap aku usaha nyepik kamu pasti dibantah dan disepik balik. Sekali-kali diterima kenapa? Hahaha.

Tapi jujur, cantikmu memang dari hati. Sampai hatimu tidak sanggup lagi menampungnya dan keluar menghiasi wajahmu. Kamu seperti prasmanan di istana negara, lengkap semua yang kucari ada di dirimu. Tidak ada yang bisa kulakukan selain mencintaimu apa adanya.

Aku tidak mengerti dengan mereka yang meninggalkanmu. Semoga mereka mendapatkan yang lebih jahat. Kamu tidak sepintar itu untuk menjadi gadis impianku? Ow kamu salah besar, gadis impianku kan kamu.

Sayang, aku tidak meragukanmu. Tawamu, sedihmu, bahagiamu aku rasakan juga. Berbagi perasaan, sesuatu yang baru pernah kualami. Entah kenapa perasaanmu bisa sampai ke perasaanku. Apakah itu karena aku bisa membaca perasaanmu atau karena hati kita satu?

Sayang, kamu memang transparan. Jernih! Seperti berlian, indah. Bersinar, seperti cahaya. Aku tak tahu harus bicara apa, tapi aku sayang kamu.

Sayang, sudah empat tahun lebih sejak pertama aku melihatmu. Empat tahun yang lalu aku melihat seorang anak kelas satu SMA yang tak aku ketahui namanya sedang bermain bersama teman-temannya didepan rumah temanku. Empat tahun kita sering berada dalam jarak sepuluh meter dan tidak pernah menyadarinya, tidak ada salah satu di antara kita yang mengajak berkenalan. Dan baru empat tahun kemudian dalam jarak tiga meter aku berhasil membuatmu penasaran dan menanyakan namaku. Ingin tahu namamu saja butuh waktu empat tahun.

Empat tahun itu tidak boleh jadi suatu yang sia-sia. Semua rintangan yang kita hadapi saat ini pasti bisa kita lewati. Jangan biarkan matahari di dalam hatimu meredup. Akan kujaga kamu dalam pelukku. Jagalah juga hati ini dengan caramu.

Sayang, maafkan aku terlalu lugas kali ini. Tidak ada kata-kata pujangga yang bisa kuberikan kali ini.

Kecupku,
S

No comments:

Post a Comment