N, masa kau lupa?
Beberapa hari yang lalu, kau menyuruhku untuk tidak minum kopi dulu.
Jadi, aku hanya minum air pagi ini.
Air melambangkan kejernihan, namun akhir-akhir ini tetap saja pikiran dan hatiku serasa berkabut sebanyak apapun aku meminumnya. Sepertinya karena tak ada kamu disini.
Ya aku masih ingat saat itu, kau memesan espresso dingin tanpa gula. Padahal di luar, hujan badai menerjang dengan kencangnya. Seolah hatimu memang sudah beku, tidak peduli sedingin apa keadaan di sekitarmu.
Karena itulah aku membawa sedikit api untukmu, agar kau tidak terjebak dalam kedinginan. Lalu kubawa pelumas untuk menggerakkan gerigi macet itu.
N, kalau saja kau tidak hadir dalam hidupku, mungkin sekarang aku sudah gila atau bahkan bunuh diri. Namun Tuhan mengirimkanmu, menghilangkan semua rasa gundah yang ada saat itu. Dan aku mulai bisa mencintai lagi.
N, Terima kasih atas semua ketulusan dan kasih sayangmu.
SK (bukan Shakrukh Kahn)
No comments:
Post a Comment